Thursday, 30 October 2025
logo

Berita

Berita Utama

BNP2TKI Melaksanakan Pelepasan 137 PMI ke Korea

-

00.12 4 December 2019 3136

Direktur P2P, Ahnas saat memberikan sambutan di hadapan para PMI yang hendak berangkat ke Korea, di KITCC Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (3/1/12/2019)

Jakarta, BNP2TKI, Rabu, 3/12/2019___BNP2TKI kembali melepas sebanyak 137 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea melalui program Government to Government(G to G). Pelepasan pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) program G to G ke Korea Selatan merupakan kegiatan rutin yang disesuaikan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Pihak HRD Korea, yaitu pada hari Senin dan Selasa untuk PMI Reguler dan pada hari Rabu untuk PMI Sincerely Worker atau Re-entry. Mengingat pemberangkatan kali ini dalam jumlah cukup besar, oleh karena itu BNP2TKI memandang penting pelepasan pemberangkatan kali ini dapat menghadirkan para stakeholder BNP2TKI yang terlibat dalam pelayanan proses pelaksanaan penempatan PMI program G to G ke Korea Selatan di Gedung KITCC Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (2/12/2019).

 Kegiatan ini rutin dilaksanakan BNP2TKI hampir tiap bulan di Gedung KITCC Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (2/12/2019). Sepanjang Januari sampai September 2019 sebanyak 4.918 orang PMI yang telah ditempatkan di Korea belum terhitung antara bulan Oktober sampai Desember 2019. Sebagian besar PMI yang berangkat ini, bekerja di bidang Manufaktur dan Fishing (Perikanan).

Pemerintah (BNP2TKI) berupaya menempatkan PMI yang professional baik secara kemampuan kerja maupun Bahasa. Untuk itu, BNP2TKI bekerjasama dengan beberapa LBK di beberapa kota Propinsi/ Kabupaten membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin belajar demi bisa bekerja ke Korea.

Kepala Sub Direktorat Pelaksanaan Penempatan, Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, Nugroho Pratiknyo melaporkan bahwa pelepasan PMI ke Korea ini Kloter ke 85 sepanjang tahun 2019. Dari 137 orang PMI yang berangkat, sebagian besar berasal dari daerah Cilacap (Jawa Tengah) yaitu sebanyak 27 orang,

“Kami (BNP2TKI) memberikan apresiasi bagi seluruh PMI yang hendak berangkat ke Korea dan memang BNP2TKI juga sengaja mengundang Stakeholder terkait yang memang berhubungan dengan PMI langsung agar bisa menyaksikan terkait persiapan pemberangkatan yang dilakukan BNP2TKI”, jelas Nugroho.

Pelepasan pemberangkatan total sebanyak 137 PMI dengan rincian 120 PMI yang akan berangkat Selasa (3/12/2019), dengan jumlah laki-laki sebanyak 118 orang dan perempuan sebanyak 2 orang, yang tersebar di 7 Propinsi dengan 48 Kabupaten / Kota di Indonesia, 5 PMI dari luar pulau Jawa (Lampung, Sumatera Utara dan NTB),  artinya peminat program G to G ke Korea Selatan telah menyebar keluar pulau Jawa. Selanjutnya 5 Kabupaten terbanyak berasal dari Grobogan, Cilacap, Cirebon (Kab), Indramayu dan Ponorogo.

PMI yang akan terbang adalah PMI dari Preliminary Education angkatan 025/2019, 029/2019, 032/2019, 034/2019, 035/2019, 036/2019, 037/2019, 038/2019, 039/2019, C-09/2019 (Cirebon), C-12/2019 (Cirebon), S-28/2019 (Semarang) dan S-37/2019 (Semarang). Secara keseluruhan masa tunggu CPMI setelah Preliminary Education hingga terbang kurang lebih 1 bulan, tidak sampai 2 bulan.

Tingkat pendidikan terbanyak SLTA/SMK/SMU sebanyak 99 PMI, SLTP 19 PMI dan S1 2 PMI. Dari data tersebut menunjukan tingkat pendidikan SLTA/SMK/SMU lebih dominan dibandingkan dengan lainnya. Kehadiran PMI dengan tingkat pendidikan lebih tinggi diharapkan dapat lebih baik untuk cepat beradaptasi dengan jenis pekerjaannya.

Pada tahun ini, BNP2TKI menerima penghargaan peringkat ke-3 (ketiga) terkait percepatan proses penempatan pekerja asing ke Korea Selatan oleh HRD Korea, hal ini memberi feedback yang luar biasa bagi BNP2TKI untuk terus berinovasi memberikan pelayanan terbaik bagi PMI.

Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah (P2P), Ahnas mengatakan bahwa jumlah penempatan sejak Januari sampai per 30 November 2019 sebanyak 5.385 PMI terdiri dari 4.223 PMI Reguler dan 1.162 PMI Re-entry. Sebanyak 3.956 PMI Sektor Manufaktur dan 1.429 PMI sektor Fishing.

Diharapkan sampai akhir tahun dapat melebihi target penempatan yang telah ditetapkan di angka 4.900 PMI”, ujar Ahnas.  

Ahnas melanjutkan bahwa, terhitung sejak Januari sampai dengan akhir Nopember 2019, jumlah SLC (standar labour contrac) yang terbit sebanyak 5.501 terdiri dari 3.784 sektor manufaktur dan 1.547 sektor fishing. Untuk pembatalan SLC terdapat 115 SLC dibatalkan karena tidak hadir panggilan Preliminary Education dan 196 SLC dibatalkan karena unfit . Dari jumlah SLC tersebut, yang telah terbit CCVI (Confirmation Certificate Visa Issued) sebanyak 4.956 CCVI yang telah dilengkapi dokumen persyaratan untuk proses pengajuan visa di KVAC di Jakarta. Dan sebanyak 375 dibatalkan dikarenakan berbagai alasan oleh Imigrasi Korea.

Terkait proses pengajuan visa saat ini memerlukan waktu proses 7 hari kerja dalam format baru pengajuan visa melalui KVAC (Korea Visa Application Center), lembaga yang ditunjuk oleh Kedutaan Besar Republik Korea untuk memproses pengajuan visa ke Korea Selatan bagi seluruh Warga Negara Indonesia dengan membayar tambahan biaya administrasi untuk pelayanan sebesar Rp 196.000,- (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah) selain biaya pengajuan visa yang saat ini ditentukan sebesar Rp. 864.000,- (delapan ratus enam puluh empat ribu rupiah). Dengan adanya perubahan lama proses pengajuan visa dari 4 hari kerja menjadi 7 hari kerja sebagai dampak adanya pemberian bebas biaya visa kepada warga negara asing yang akan melakukan kunjungan ke Korea Selatan, harapan kami hal ini tidak akan menganggu masa tunggu atau entry period PMI program G to G ke Korea Selatan sehingga dapat mempertahankan bahkan melebihi dari pencapaian trimester sebelumnya di angka 22 hari kerja.

Dengan berjalannya triwulan IV ini permintaan pekerja migran Indonesia oleh pengusaha Korea dalam roster diharapkan masih akan lebih banyak lagi sehingga akhir tahun 2019 akan ada kenaikan penempatan untuk PMI reguler. **(Humas/Lily/ Agrit)