BP3MI Kalimantan Barat Tingkatkan Edukasi Migrasi Aman bagi Civitas Akademika
-
BP3MI Kalimantan Barat Tingkatkan Edukasi Migrasi Aman bagi Civitas Akademika, Selasa (9/12/2025).
Kubu Raya, KemenP2MI (11/12) – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kalimantan Barat menggelar kegiatan Sosialisasi Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Gardenia Resort and Spa, Kubu Raya, Selasa (9/12/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh 500 peserta yang berasal dari kalangan civitas akademika, termasuk mahasiswa dan dosen.
Kegiatan diawali dengan laporan Ketua Tim Layanan Penyebarluasan Informasi, Kerja Sama & Kelembagaan, Eva Agustinaria S, yang menegaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan memberikan edukasi komprehensif terkait tata cara menjadi pekerja migran secara prosedural.
“Acara ini kami laksanakan untuk memberikan pemahaman menyeluruh bagi civitas akademika mengenai prosedur menjadi Pekerja Migran Indonesia Prosedural sehingga pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia dapat diberikan secara optimal,” ujarnya.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Kepala BP3MI Kalimantan Barat, Kombes Pol. Ahmad Fadlin, yang dalam paparannya menekankan pentingnya peningkatan kompetensi bagi calon Pekerja Migran Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, kami mendorong civitas akademika yang berencana bekerja ke luar negeri agar mempersiapkan keterampilan yang mumpuni sehingga mampu bersaing dan memperoleh pendapatan lebih baik,” jelas Fadlin.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat Ahmad Priyono, menyampaikan bahwa pihaknya segera meresmikan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) untuk mempercepat pelayanan bagi Pekerja Migran Indonesia.
“Kami berencana meluncurkan LTSA untuk mempermudah CPMI/ Pekerja Migran Indonesia dalam memperoleh informasi dan menyiapkan dokumen bekerja ke luar negeri,” ungkapnya.
Dari sisi keimigrasian, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pontianak, Sam Fernando, memaparkan peran penting imigrasi dalam verifikasi dokumen guna menjamin keamanan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Sam turut menyoroti tren meningkatnya minat generasi muda untuk bekerja di luar negeri.
“Banyak ditemukan ketidaksesuaian dokumen, misalnya dokumen asli namun datanya tidak sesuai. Di sinilah peran Imigrasi melakukan verifikasi agar PMI dapat bekerja secara aman,” tegasnya.
Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan mahasiswa dan civitas akademika semakin memahami proses persiapan menjadi Pekerja Migran Indonesia secara prosedural, sehingga memperoleh pelindungan penuh sebelum bekerja, saat bekerja, dan setelah kembali ke tanah air. ** (Humas/ BP3MI Kalimantan Barat)