Sunday, 7 December 2025
logo

Berita

Berita Utama

Kepala BP3MI Sulteng Bahas TPPO sebagai Ancaman Nyata di Sulawesi Tengah

-

00.11 5 November 2025 122

BP3MI Sulteng Hadir Sebagai Narasumber dalam “Program Fokus Kita” di RRI Sulawesi Tengah: Bahas TPPO sebagai Ancaman Nyata di Sulawesi Tengah

Palu, KP2MI (5/11) – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi narasumber utama dalam program talkshow “Fokus Kita” yang disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Palu, Pada Rabu (5/11/2025).

Dengan topik pembahasan “TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang): Ancaman Nyata di Sulawesi Tengah”, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang masih marak terjadi, khususnya di wilayah Sulawesi Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BP3MI Sulawesi Tengah, Mustaqim menyampaikan bahwa TPPO merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia yang sering kali menimpa masyarakat berpendidikan rendah dan memiliki keterbatasan akses informasi.

Banyak kasus bermula dari tawaran kerja ke luar negeri tanpa melalui prosedur resmi.

“Kami mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja yang tidak jelas asal-usulnya. Lakukan check and re-check dan validasi, Setiap calon pekerja migran harus memastikan proses penempatan melalui mekanisme yang legal dan terdaftar di sistem SiskoP2MI,” ujar Mustaqim

Lebih lanjut, Mustaqim menegaskan bahwa pihaknya terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta lembaga terkait lainnya dalam upaya pencegahan TPPO.

“Langkah konkret dilakukan melalui sosialisasi, edukasi pra-penempatan, dan kampanye bersama anti TPPO serta peningkatan layanan pelindungan bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI),” imbuhnya.

Program ini diharapkan menjadi salah satu media edukasi publik yang efektif dalam mencegah terjadinya kasus TPPO serta memperkuat peran masyarakat dalam melindungi sesama dari ancaman tindakan perdagangan orang terutama bagi Pekerja Migran Indonesia yang berisiko tinggi. **(Humas/BP3MI Sulteng)