Startup Karya Purna Pekerja Migran Indonesia, Migimo, Torehkan Dua Prestasi Nasional di Ajang ICEFF dan Venture Connect 2025
-
Startup Karya Purna Pekerja Migran Indonesia, Migimo, Torehkan Dua Prestasi Nasional di Ajang ICEFF dan Venture Connect 2025
Bandung, KP2MI (4/11) – Perusahaan startup karya purna Pekerja Migran Indonesia asal Bandung, Migimo, mencatatkan dua prestasi nasional sekaligus. Dalam waktu hampir bersamaan, Migimo, yang digagas oleh Tata Sugiarta, purna Pekerja Migran Indonesia di Jepang, berhasil masuk Top 50 Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) 2025 dan terpilih sebagai salah satu dari 38 usaha layak didanai, sekaligus meraih penghargaan “Best Impact and Sustainability” pada ajang Venture Connect 2025.
Pada ajang ICEFF 2025 yang diselenggarakan pada 29-31 Oktober 2025 oleh Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) bersama Young Entrepreneur Academy (YEA), Migimo bersaing dengan 1.471 pelaku ekonomi kreatif dari seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, startup koperasi digital yang didirikan oleh mantan Pekerja Migran Indonesia ini berhasil menembus 50 besar dan dinilai sebagai salah satu dari 38 usaha yang layak menerima pendanaan dari investor syariah nasional, di antaranya Hasan Venture Capital, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Bank BJB Syariah.
Founder dan CEO Migimo, Tata Sugiarta, mengatakan bahwa Migimo dibangun dari keresahan dan pengalaman nyata sebagai pekerja migran yang memahami tantangan dalam pengelolaan keuangan dan akses ekonomi setelah kembali ke Tanah Air. “Kami membangun Migimo agar keuntungan remitansi pekerja migran kembali kepada Pekerja Migran Indonesia itu sendiri. Kemenangan ini menjadi awal untuk memperluas manfaat ekonomi berbasis komunitas,” ujarnya.
Tak lama berselang, Migimo juga menorehkan pencapaian lain dengan dinobatkan sebagai “Best Impact and Sustainability” dalam ajang Venture Connect 2025 pada 30 Oktober 2025 yang digelar oleh Innovation Factory, Block71, dan Taka Lab. Dalam ajang tersebut, Migimo berhasil menonjol di antara puluhan startup nasional berkat kemampuannya menggabungkan inovasi sosial, inklusi keuangan, dan pertumbuhan komunitas berkelanjutan dalam satu ekosistem digital.
“Migimo bukan sekadar aplikasi kirim uang. Kami ingin menciptakan sistem yang membuat setiap pekerja migran bisa pulang dengan martabat, aset, dan peluang. Penghargaan ini membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi alat sosial yang nyata,” tambah Tata.
Dua penghargaan ini memperkuat posisi Migimo sebagai startup berbasis koperasi yang mengedepankan keberlanjutan dan pemberdayaan ekonomi Purna Pekerja Migran Indonesia. Ke depan, Migimo menargetkan sejumlah langkah strategis, di antaranya integrasi direct QRIS API untuk memperluas kemudahan transaksi lintas negara, pengembangan Unit Modal Penyertaan (UMP) dalam pendirian cabang baru Depo Air Minum Ideal, serta penunjukan perwakilan Migimo di 86 negara penempatan prioritas yang telah menerapkan sistem Cross Border QRIS.
Dengan tagline “Connecting Dreams”, Migimo berkomitmen memperkuat kemandirian ekonomi Pekerja Migran Indonesia dan menjadikan remitansi sebagai sumber investasi berkelanjutan bagi ekonomi umat. Sebagai karya anak bangsa yang lahir dari tangan Purna Pekerja Migran Indonesia, Migimo kini menjadi contoh nyata bahwa pengalaman bekerja di luar negeri dapat melahirkan inovasi berdampak bagi jutaan pahlawan devisa Indonesia. * (Humas/CLN)